Rabu, 06 Maret 2013

Wonder Ice

Wonder Ice adalah sebuah acara yang ditujukan untuk anak-anak dan bertujuan agar anak pintar Indonesia tidak hanya dapat membayangkan tertapi juga dapat merasakan dinginnya musim salju yang tidak pernah terjadi di Indonesia. Wonder Ice akan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juni 2013 di Gedung Wanitatama Yogyakarta.

Untuk info lebih lanjut kunjungi www.samuderalangit9.com atau klik pada gambar

Minggu, 17 Februari 2013

Peran Orangtua Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

Apa itu kreativitas?
Sebagai gambaran, seorang ibu dan anaknya berjalan sepulang sekolah menunggu supirnya. Kemudian si anak melihat mobil angkutan umum hanya diam dan kemudian anak menanyakan pada ibunya. Kemudian ibu memberikan berbagai jawaban, mungkin mogok, bensin habis, mesinnya rusak, namun anak menyangkal semua jawaban ibunya. Kemudian si ibu memiliki ketidaksabaran dalam menjawab pertanyaan dengan terburu-buru dan memotong perkataan si anak. Padahal jika ibu tidak menyerah, mau mendengarkan dan menjawab ibu belum baca buku "tidak tau kenapa mobil angkutan umum itu diam", anak akan memberikan jawaban yang sangat mengejutkan dan tidak diduga, itulah kreativitas.

Kreativitas berkaitan dengan cara berpikir terbalik. Apa maksudnya?
Pada kesempatan seminar online kali ini, Kak Andi memaparkan dengan berbagai contoh atau pengalaman yang sudah pernah beliau lewati, bukan hanya teori-teori. Saat beliau duduk dikelas 1 SD bermain sepeda bersama ayahnya, berjalan disekitar kolam dan beliau melihat ular. Kemudian menyampaikan hal itu pada ayahnya, "Papa, ularnya saya tangkap yah?". Respon yang diberikan ayah tidak dengan melarang, padahal sang ayah takut dengan ular. Tapi ayah menyambut dengan baik dengan menyatakan, "kamu berani dengan ular?". Kalau kamu berani, kamu pegang kepalanya dan hati-hati. Disini sang ayah memberikan 2 pesan. Bagaimana tekhnik menangkap dan kehati-hatian untuk tidak sombong dan arogan. Sang ayah yang kreatif dan tidak memandang situasi tersebut dengan cara berpikirnya atau tidak dengan cara ketakutannya, dan tidak dengan cara orang dewasa, tapi didukung dengan tekhnik dan kehati-hatian.
Jadi maksud dari kreativitas berkaitan dengan cara berpikir terbalik. Ketika semua orang merasa takut, tapi seseorang justru merasa berani. Pengalaman masa lalu Kak Andi ini menjadikan beliau profesional dalam bidang menangkap ular. Ini hasil dari Total Past Learning ketika beliau masih kecil.

Bagaimana peran orang tua dalam kreativitas anak-anak?
Jika keluarga mampu memancing dan memicu kreativitas anak-anaknya sejak masih kecil, ini akan menjadi luar biasa. Stimulasi dari orang tua dapat membuat anak berpikir. Hal-hal yang membuat seorang anak berpikir, bahkan kedua otak kanan dan kirinya, itulah yang menghasilkan kreativitas.
Sebagai contoh, seorang anak menyatakan gambaran awan sebagai kelinci. Tapi orang tua menggambarkan awan dengan bagaimana proses awan tersebut terjadi. Dimana gambaran yang diberikan oleh orang tua merupakan gambaran dari dunia orang dewasa, sedangkan anak akan menjawab dengan imajinasinya. Sehingga kita perlu menjawab dengan dunia si anak-anak. Karena dapat memancing kreativitas anak, kita perlu dunianya dan sesuai dengan zamannya.

Bagaimana caranya mendidik anak dengan cara yang kreatif?
Seseorang yang punya bakat bagus, tapi tidak pernah dilatih akan kalah dengan anak yang terus diberi stimulan atau pupuk kreativitogenik. Pupuk kreativitas merupakan hal-hal yang mendorong anak untuk berpikir, untuk berbuat sesuatu, untuk memecahkan masalah, itulah pupuk kreativitas dari orang dewasa. Karena sering kali orang dewasa melihat hal yang baik pada anak, tapi dorongan-dorongan tidak pernah muncul.
Kreativitas tidak hanya berkaitan dengan otak saja,  tapi hati juga. Sehingga ketika seseorang didorong kreatif tapi hanya bagian logikanya saja, maka tidak bisa.
Anak-anak dipengaruhi oleh pola asuh. Pola asuh kreatif berdekatan dengan pola asuh demokrasi. Anak-anak membutuhkan potensi orang dewasa untuk memacu potensi hebatnya. Ketika orang tua ingin memuji gambar anaknya dengan menyatakan "gambarnya bagus". Padahal yang dibutuhkan anak tidak hanya pujian tapi berkaitan dengan pemecahan masalah. Kreativitas itu bukan hanya komposisi warna atau warna yang orang tua sukai, tapi berkaitan dengan pemecahan masalah.
Misalnya "bagaimana caranya agar anjing dan kucing tidak bertengkar?". Masing-masing anak akan memberikan jawaban yang berbeda. Anak pertama menjawab dengan memberi makan masing-masing hewan tersebut agar tidak bertengkar, anak kedua memberikan jawaban yaitu dengan mengikat makanan pada hewan tersebut pada ekornya masing-masing, anak ketiga menjawab dengan memberi borgol pada masing-masing kaki-kaki hewan tersebut, anak keempat memberikan jawaban dengan meletakkan hewan tersebut didalam jurang yang terpisah. Anak-anak akan memecahkan masalah-masalah yang kreatif ini, apabila diberi stimulan atau pemicu dengan kata-kata "misalnya".
Memberikan apresiasi dan kebanggaan pada anak juga penting. Karena anak-anak akan terbuka dengan kreativitasnya. Kreativitas yang sudah dibiasakan sejak dini, akan dibawanya sampai dewasa. Bukan hanya sekedar kreativitas seni, tapi kreativitas memecahkan masalah hidup.

Apakah kreativitas berhubungan dengan percaya diri?
Kepercayaan diri seorang anak akan berpengaruh pada kemampuannya sendiri. Seseorang yang mempunyai percaya diri, dia akan cenderung untuk mencoba sesuatu. Sehingga anak akan mendapatkan banyak pengalaman dan percaya dirinya semakin meningkat.
Anak-anak membutuhkan dorongan keberanian, mencoba, berpikir, tidak hanya sebuah dikte atau asupan berupa modal-modal yang diberikan orang tua.
Dalam kreativitas, anak-anak memiliki ide-ide original pada usia Balita, karena the potensial creativ use pada balita masih luar biasa. Dalam penelitian, potensial kreativ yang digunakan pada usia balita mencapai 95-98 %. Kreativitas sebaiknya sudah diperkenalkan atau dibiasakan sejak dalam kandungan, misal dengan membacakan dongeng. Biasanya akan terlihat pada usia 1 tahun dengan banyak bercerita.

sumber

Mainan Dari Barang Bekas Mengembangkan Kreativitas Anak

Mengajak anak bermain tak harus dengan mainan baru. Benda-benda di rumah dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas anak. Yuk kita lihat apa saja yang bisa dimanfaatkan.

* Kertas majalah bekas
Barang bekas satu ini bisa menjadi media bagi anak belajar melipat dan menggunting. Ajari ia bagaimana membentuk pesawat, binatang, rumah, topi, menggunakan kertas bekas itu. Pilihlah bentuk-bentuk dengan lipatan sederhana supaya anak bisa mengikutinya dengan mudah. Ajak ia menggunting gambar atau foto yang ada di dalam kertas bekas majalah. Kemampuan motoriknya sudah lebih baik sehingga kita bisa meminta ia untuk menggunting sesuai garis atau gambar. Gunakan gunting anak yang tidak terlalu tajam supaya aman.
Setelah mengajarkan melipat dan menggunting, ajak ia mengimajinasikan benda-benda yang sudah dihasilkannya. Contoh, berimajinasi tentang pesawat yang sedang terbang, mengimajinasikan binatang yang sedang mencari makan, mengimajinasikan rumah yang indah, memakai topi tentara, dan lainnya. Potongan-potongan guntingan pun bisa kita imajinasikan sesuai bentuknya. Dengan aktivitas ini anak akan mendapat lebih banyak manfaat.

* Kardus atau kaleng bekas
Tentu perlu kaleng yang tidak berbahaya yang tidak memiliki sisi-sisi yang tajam. Kardus pun sebaiknya yang masih bersih, tidak kotor atau sudah dimakan rayap. Dengan kardus dan kaleng bekas kita bisa mengajak anak bermain balok susun, membuat rumah-rumahan, bermain peran dengan menjadikan kardus sebagai tempat jualan, dan lainnya.

* Di kamar mandi
Kamar mandi pun bisa dijadikan arena "eksperimen" yang mengasyikkan.  Ajak anak bermain tuang air dengan menggunakan ciduk dan ember. Kita bisa mengenalkan spasial dimana kemampuan ciduk menampung air lebih sedikit dibandingkan ember. Kita pun bisa bermain tiup sabun dimana ada udara/angin yang bergerak ketika kita meniup. Tentu masih banyak yang lainnya.